Selasa, 19 April 2016

Tazkiyatun Nufus



Segala puja dan puji syukur tetap tertujukan kepada Allah –azza wa jalla– yang telah melimpahkan berbagai macam nikmatNya kepada kita semua. Di antara nikmat yang paling besar ialah nikmat iman dan nikmat islam, yang mana dengan nikmat tersebut kita dapat merasakan manisnya hidup di dunia ini. Nikmat yang lain ialah nikmat kesehatan dan nikmat waktu luang, dan dengan nikmat inilah kita dapat kembali menggali warisan para Nabi, yaitu ilmu. Dan dengan ilmulah kita dapat kembali merasakan manisnya iman .

Sholawat bertangkaikan salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad –shalallahu alaihi wa sallam-, yang telah diutus oleh Allah –azza wa jalla– untuk menyempurnakan akhlak manusia, kemudian diturunkan kepadanya kitab Al-qur’an, yang tidak ada keraguan di dalamnya .Amma ba’du :
Makna Tazkiyatun Nufus

Tazkiyah memiliki makna tersendiri yaitu menyucikan, menyucikan diri seseorang dari perbuatan-perbuatan yang tidak mencerminkan budi pekerti yang mulia dan menyucikan hati seseorang dari hal-hal yang dapat menimbulkan kerasnya hati yang ditimbulkan oleh berbagai macam kemaksiatan yang telah dikerjakan. Entah itu mencuri, membunuh, menggunjing orang lain, menggosip dan lain sebagainya.

Salaf dan Tazkiyatun Nufus
Salah satu sisi ajaran agama yang tidak boleh terlupakan adalah tazkiyatun nufus (penyucian jiwa). Allah selalu menyebutan tazkiyatun nufus bersama dengan ilmu.
Sebagaimana yang telah di firmankan oleh Allah di dalam Al-Qur’an :

كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولًا مِّنكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُم مَّا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ
“Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang  membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum  kamu ketahui”. (QS. Al-Baqarah : 151)

Artinya, ilmu itu bisa jadi bumerang bila tidak disertai dengan tazkiyatun nufus. Oleh sebab itu, dapat kita temui dalam biografi ulama salaf tentang kezuhudan,  keikhlasan, ketawadhu`an dan kebersihan jiwa mereka. Begitulah, mereka selalu saling mengingatkan tentang urgensi tazkiyatun nufus ini. Dari situ kita dapati ucapan-ucapan ulama salaf sangat menghunjam ke dalam hati dan penuh dengan hikmah. Hamdun bin Ahmad pernah ditanya: “Mengapa ucapan-ucapan para salaf lebih bermanfaat daripada ucapan-ucapan kita?” beliau menjawab: “Karena mereka berbicara untuk kemuliaan Islam, keselamatan jiwa dan mencari ridha Ar-Rahman, sementara kita berbicara untuk kemuliaan diri, mengejar dunia dan mencari ridha  manusia!”

Hakekat Tazkiyatun Nufus
Dengan mempelajari Tazkiyatun Nufus, hati akan terasa tentram, nyaman, aman dan bersih. Yang mana, tidaklah seseorang akan selamat pada hari kiamat kelak, kecuali orang–orang yang diberikan oleh Allah –azza wa jalla– hati yang bersih hati yang salim, hati yang selamat dari fitnah–fitnah, Syubhat-syubhat (kerancuan berpikir), dan syahwat-syahwat. Sebagaiman yang telah Allah –azza wa jalla– firmankan di dalam Al-Qur’an :

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُون إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“(yaitu) pada hari(ketika) harta dan anak–anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asyu’ara : 88-89)
Tazkiyatun Nufus merupakan pondasi jiwa ataupun hati seseorang. Allah –subhanahu wa ta’ala- telah mengutus rasul-rasul-Nya kepada para kaum, untuk memurnikan jiwa-jiwa mereka.   Sebagaimana yang telah di firmankan oleh Allah di dalam Al-Qur’an :

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُّبِين ٍ
“Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat–Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah (sunnah), meskipun sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata“. (QS. Al-Jum’ah : 2)

sumber: al irsyad, tengaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar